ALHIJAZ INDOWISATA TRAVEL | PAKET UMROH MURAH PROMO 2016 2017 - INFO HARGA BIAYA UMROH MURAH - HAJI ONH PLUS - HAJI BATAL GANTI

Tlp. 021-91693870 | Telkomsel. 081219395680 | Indosat. 085743682680 | PIN BB. 7CF96624

Umroh Murah| Umroh Promo | Travel Umroh Murah Promo Jakarta | Umroh Murah Awal Ramadhan, Akhir Ramadhan 2016 | Info Harga Paket Umroh Murah Promo 2016 2017

Paket Umroh Murah Promo 2016 2017 | Harga Umroh Promo Murah 2016 | Info Biro Travel Umroh Murah Promo Jakarta | Jadwal Keberangkatan Wisata Umroh Murah Promo 2016 2017

Perniagaan yang Menguntungkan

Perniagaan yang Menguntungkan



Kita tahu bahwa para sahabat Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam adalah orang-orang yang telah membela dan banyak berkorban demi agama Islam yang agung ini. Mereka adalah sebaik-baik penolong untuk agama ini. Mereka juga sebaik-baik pejuang di jalannya. Hal ini terjadi pada mereka, karena mereka menjadikan ajaran Islam sebagai sebuah realita dalam perilaku mereka dan sebagai sesuatu yang begitu terasa berada dalam hati mereka. Hingga hal itu menjadi tabiat mereka dengan seikhlas-ikhlasnya dan berani membela agama ini walaupun harus membayar dengan harga yang mahal.

Islam mengajak mereka untuk hijrah. Dengan cepat mereka menyambut seruan itu; meninggalkan Makkah walau hati mereka penuh kerinduan kepadanya dan jiwa mereka dihiasi dengan kecintaan padanya. Mereka lebih mengutamakan aqidah dibanding tempat-tempat main mereka saat masih kanak-kanak, tempat yang penuh dengan kenangan indah.

Islam mengajak mereka untuk berjihad. Ternyata mereka adalah prajurit-prajurit tangguh yang tidak dihinggapi rasa takut. Mereka berhijrah karena Allah dan karena Rasul-Nya, dan mereka berhasil memberikan tauladan baik yang monumental dan indah dalam pengorbanan dan keimanan mereka yang sejati. Simaklah kisah berikut ini.

Ketika Shuhaib pergi menyusul Nabi shallallahu `alaihi wasallam untuk berhijrah, ada beberapa orang Quraisy yang membuntutinya. Mereka berkata pada Shuhaib: “Dulu kau datang pada kami dalam keadaan tidak punya apa-apa, kemudian kau hidup bersama kami dan mendapatkan harta yang banyak dan kau menjadi orang seperti sekarang ini. Tahu-tahu kau ingin keluar dengan membawa semua hartamu? Demi Allah, hal itu tidak akan pernah terjadi”. Lalu Shuhaib turun dari tunggangannya, dikeluarkannya anak panah dari tempatnya, seraya berkata: “Wahai kaum Quraisy, kalian sudah tahu bahwa aku termasuk orang paling pandai memanah di antara kalian. Demi Allah, kalian tidak akan menyentuhku kecuali akan aku bidik dengan semua anak panahku, kemudian aku akan menebas dengan pedangku ini selama dia berada di tanganku. Ayo lakukan apa yang kalian inginkan!” Akan tetapi Shuhaib setelah itu berkata: “Bagaimana bila aku tinggalkan semua hartaku untuk kalian, apakah kalian akan membiarkan aku pergi?” Mereka menjawab: “Ya.” Maka Shuhaib meninggalkan semua hartanya untuk mereka.

Dan ketika sampai ke hadapan Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam di Madinah, beliau bersabda, “Telah beruntung perniagaanmu hai Abu Yahya. Telah beruntung perniagaanmu hai Abu Yahya.” Dan turunlah firman Allah Ta`ala, “Dan di antara manusia itu ada seseorang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah.” (Al-Baqarah: 207).(H.R. Imam Ahmad, Bab Fadhailus Shahabah, 2/828 dan Abdurrazzaq dalam Al-Mushannaf, 11/52, Ibnu Abi Hatim, dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, 2/195, Al-Hilyah 1/150.)

Sumber: Kisah-Kisah Nyata Tentang Nabi, Rasul, Sahabat, Tabi`in, Orang-orang Dulu dan Sekarang, karya Ibrahim bin Abdullah Al-Hazimi, penerjemah Ainul Haris Arifin, Lc. (alsofwah.or.id)
Artikel www.KisahMuslim.com

Kesabaran Abdullah bin Hudzafah

Kesabaran Abdullah bin Hudzafah



Apabila manusia melihat keadaan Abdullah bin Hudzafah bin Qais radhiyallahu ‘anhu ketika Raja Romawi hendak menghalanginya dari agamanya, niscaya mereka kan melihat kedudukan yang mulia dan laki-laki yang agung.

Umar bin Khattab radhiayallahu ‘anhu memberangkatkan tentaranya menuju Romawi. Kemudian tentara Romawi berhasil menawan Abdullah bin Hudzafah dan membawanya pulang ke negeri mereka. Kemudian mereka berkata, “Sesungguhnya ia adalah salah seorang sahabat Muhammad.” Raja Romawi berkata, “Apakah kamu mau memeluk agama Nashrani dan aku hadiahkan kepadamu setengah dari kerajaanku?” Abdullah bin Hudzafah menjawab, “Seandainya engkau serahkan seluruh kerajaanmu dan seluruh kerajaan Arab, aku tidak akan meninggalkan agama Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam sekejap mata pun.” Raja Romawi berkata, “Kalau begitu, aku akan membunuhmu.” Ia menjawab, “Silahkan saja!”

Maka Raja memerintahkan prajuritnya untuk menyalibnya dan berseru kepada pasukan pemanah, “Panahlah ia, arahkan sasarannya pada tempat-tempat yang terdekat dengan badannya.” Sementara dia tetap berpaling, enggan, dan tidak takut. Maka raja Romawi pun menurunkannya dari tiang salib. Dia perintahkan kepada pengawalnya untuk menyiapkan belanga (kuali) yang diisi dengan air dan direbus hingga mendidih. Kemudian ia perintahkan untuk memanggil tawanan-tawanan dari kaum muslimin. Kemudian ia lemparkan salah seorang dari mereka ke dalam belanga tadi hingga tinggal tulang belulangnya. Namun, Abdullah bin Hudzafah tetap berpaling dan enggan untuk masuk agama Nashrani. Kemudian Raja memerintahkan pengawalnya untuk melemparkan Abdullah bin Hudzafah ke dalam belanga jika ia tidak mau memeluk agama Nashrani. Ketika mereka hendak melemparkannya beliau menangis. Kemudian mereka melapor kepada Raja, “Sesungguhnya dia menangis.” Raja mengira bahwasanya beliau takut, maka ia berkata, “Bawa dia kemari!” Lalu berkata, “Mengapa engkau menangis?” Jawabnya, “Aku menangisi nyawaku yang hanya satu yang jika engkau lemparkan ke dalamnya maka akan segera pergi. Aku berharap seandainya nyawaku sebanyak rambut yang ada di kepalaku kemudian engkau lemparkan satu per satu ke dalam api karena Allah.” Maka, Raja tersebut heran dengan jawabannya. Kemudian ia berkata, “Apakah engkau mau mencium keningku, kemudian akan kubebaskan engkau?” Abdullah menjawab, “Beserta seluruh tawanan kaum muslimin ?” Ia menjawab, “Ya.” Maka ia pun mencium kening raja tersebut dan bebaslah ia beserta seluruh tawanan kaum Muslimin. Para tawanan menceritakan kejadian ini kepada Umar bin Khattab. Maka, berkatalah Umar, “Wajib bagi setiap muslim untuk mencium kening Abdullah bin Hudzafah. Aku yang akan memulainya.” Kemudian Umar mencium keningnya. [Lihat Siyaru A’lami An-Nubalaa’, Adz-Dzahabi, 2/14 ; dan Al-Ishabah fi Tamyizi Ash-Shahabah, 2/269].

Ini adalah kedudukan yang agung lagi mulia karena Abdullah bin Hudzafah tetap teguh memegang agamanya dan tidak menerima agama selainnya walaupun ia diiming-imingi dengan kerajaan Kisra dan yang semisalnya untuk diberikan kepadanya dan seluruh kerajaan Arab. Kemudian ia tetap membenarkan atas Allah tidak takut terhadap para pemanah yang hendak memanahnya dalam keadaan tubuh sedang disalib. Ia juga tidak takut terhadap belanga yang berisi air yang mendidih ketika ia melihat salah seorang tawanan dilemparkan ke dalamnya hingga nampak tulang belulangnya. Bersamaan dengan itu ia berharap jika nyawanya sejumlah rambut di kepalanya yang disiksa di jalan Allah karena Allah semata. Maka ketika ia melihat kemashlahatan umum yaitu dibebaskannnya para tawanan, ia pun mau untuk mencium kening raja tersebut. Hal ini adalah merupakan suatu kebijakan yang amat agung. Maka, Allah pun ridha terhadap Abdullah bin Hudzafah dan iapun ridha kepada-Nya.

Dikutip dari Indahnya Kesabaran 
Penulis: Said bin Ali Wahf al-Qahthany, Pustaka At-Tibyan, Solo
Artikel www.KisahMuslim.com

Ganjaran Ketaatan

Ganjaran Ketaatan



Dari Humaid bin Hilal, dari seorang pria, dia mengatakan: “Saya datang kepada Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam, kemudian beliau memperlihatkan kepada saya sebuah rumah, seraya berkata, ‘Ada seorang wanita yang dulu tinggal di sini, kemudian ikut berperang bersama kaum muslimin. Dia meninggalkan 12 ekor kambing dan sebuah alat tenun. Sepulangnya dari perang, dia kehilangan seekor kambing berikut alat tenunnya. Lalu dia berdoa, ‘Ya Rabb, sesungguhnya Engkau telah menjamin bagi orang yang keluar di jalan-Mu, bahwa Engkau akan menjaga barang kepunyaannya. Sekarang aku telah kehilangan seekor kambing dan alat tenun. Aku mohon Engkau mengembalikan barang kepunyaanku itu.’

Kemudian Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam menceritakan bagaimana kuatnya permohonannya kepada Allah, dan ternyata di pagi harinya dia mendapatkan kembali kambingnya bersama seekor lain, juga alat tenunnya, tidak hanya satu tetapi menjadi dua.”(H.R. Ahmad dalam Al-Musnad.)

Sumber: Kisah-Kisah Nyata Tentang Nabi, Rasul, Sahabat, Tabi`in, Orang-orang Dulu dan Sekarang, karya Ibrahim bin Abdullah Al-Hazimi, penerjemah Ainul Haris Arifin, Lc. (alsofwah.or.id)
Artikel www.KisahMuslim.com

Indahnya Mengutamakan Orang Lain

Indahnya Mengutamakan Orang Lain



Abu Jahm bin Hudzaifah al-‘Adawi berkata, “Dalam peperangan Yarmuk, aku pergi untuk mencari anak pamanku, dan aku membawa seember air. Aku berkata di dalam hati, ‘Jika anak pamanku masih hidup, aku ingin memberinya minum dari tempat minumku ini, lalu aku basuh mukanya dengan air ini pula.’


Benar, aku menemukan beliau, aku bertanya kepadanya, ‘Mau minum?’ Beliau memberi isyarat dengan mengiyakan. Tiba-tiba saja lelaki di sebelah anak pamanku mengeluh kehausan, ‘Ah,’ anak pamanku memberi isyarat agar aku menuju ke tempat orang tersebut dengan membawa tempat minumku. Laki-laki tersebut tidak lain adalah Hisyam bin al-Ash saudara kandung Amr bin al-Ash. Aku datangi beliau dan bertanya, ‘Mau minum?’ Kemudian terdengar orang lain berkata, ‘Ah,’ karena kehausan.

Hisyam memberi isyarat agar aku menuju ke tempat orang tersebut. Aku menuruti keinginannya untuk mendatangi orang yang haus tersebut. Sesampainya aku di situ, ternyata ia telah meninggal. Aku datangi lagi Hisyam, beliau pun sudah meninggal. Kemudian aku balik mendatangi anak pamanku, beliau pun sudah meninggal dunia.”

Sumber: Az-Zuhdu, Ibnul Mubarak, hal. 180. (alsofwah.or.id)
Artikel www.KisahMuslim.com

Abdullah bin Salam dan Al-Urwatul Wutsqa

Abdullah bin Salam dan Al-Urwatul Wutsqa




Qais bin Ibad radhiallahu ‘anhu berkata, “Ketika aku duduk di dalam masjid Madinah, tiba-tiba masuk seorang lelaki dari raut wajahnya terpancar keteduhan. Para sahabat yang berada di masjid berkata, ‘Orang itu termasuk penghuni Surga.’ Kemudian dia mengerjakan shalat dua rakaat lalu keluar masjid.

Aku mengikuti langkahnya dan bertanya, ‘Ketika engkau masuk masjid tadi, orang-orang berkata, Inilah orang yang termasuk penghuni Surga!’ Dia berkata, ‘Subhanallah,’ Tidak pantas seseorang mengatakan sesuatu yang tidak diketahui, akan aku beritahukan kepadamu bagaimana sebenarnya.

Ketika itu, pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam masih hidup, aku pernah bermimpi, kemudian mimpi itu aku ceritakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, Seolah-olah aku berada di tengah-tengah taman, aku sebutkan seberapa luasnya dan bagaimana suburnya, di tengah taman itu terdapat beberapa tiang terbuat dari besi pangkalnya menancap kuat di dalam bumi dan ujungnya tinggi di langit. Di ujung besi tersebut terdapat tali, tali itu berkata kepadaku, ‘Naiklah kamu!’ Aku jawab, ‘Aku tidak bisa memanjat.’ Kemudian aku singsingkan bajuku dari arah belakang, lalu aku memanjat sehingga aku mencapai bagian paling atas, aku bisa mengambil tali itu. Tali itu berkata lagi kepadaku, ‘Pegangi kuat-kuat.’

Tiba-tiba aku terbangun. Maka mimpiku itu aku ceritakan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Selanjutnya beliau bersabda, ‘Yang dimaksud dengan taman adalah al-Islam, sedang tiang-tiangnya adalah sendi-sendi Islam. Tali yang dimaksud adalah al-Urwatul Wutsqa (laa ilaha illallah). Sungguh kamu tetap dalam keadaan Islam sehingga kematian menjemputmu’.”

Sumber: Shofwatush Shofwah, 1/720. Hadits dalam Kitab al-Bukhari, no. 63, 19 dan 38. Alsofwah.or.id
Artikel www.KisahMuslim.com

paket umroh awal tahun 2017 travel alhijaz indowisata

paket umroh bulan januari 2017 murah jakarta
paket umroh bulan januari 2017 murah jakarta timur
paket umroh bulan januari 2017 murah jakarta barat
paket umroh bulan januari 2017 murah jakarta selatan
paket umroh bulan januari 2017 murah jakarta utara
paket umroh bulan januari 2017 murah jakarta pusat
paket umroh bulan januari 2017 murah bogor
paket umroh bulan januari 2017 murah bekasi
paket umroh bulan januari 2017 murah depok
paket umroh bulan januari 2017 murah bandung
paket umroh bulan januari 2017 murah sukabumi
paket umroh bulan januari 2017 murah cianjur
paket umroh bulan januari 2017 murah cirebon
paket umroh bulan januari 2017 murah karawang
paket umroh bulan januari 2017 murah banten
paket umroh bulan januari 2017 murah cilegon
paket umroh bulan januari 2017 murah serang
paket umroh bulan januari 2017 murah purwakarta
paket umroh bulan januari 2017 murah indramayu
paket umroh bulan januari 2017 murah subang
paket umroh bulan januari 2017 murah semarang
paket umroh bulan januari 2017 murah solo
paket umroh bulan januari 2017 murah yogyakarta
paket umroh bulan januari 2017 murah magelang
paket umroh bulan januari 2017 murah klaten
paket umroh bulan januari 2017 murah boyolali
paket umroh bulan januari 2017 murah salatiga
paket umroh bulan januari 2017 murah kudus
paket umroh bulan januari 2017 murah pati
paket umroh bulan januari 2017 murah jepara
paket umroh bulan januari 2017 murah ngawi
paket umroh bulan januari 2017 murah madiun
paket umroh bulan januari 2017 murah malang
paket umroh bulan januari 2017 murah jombang
paket umroh bulan januari 2017 murah surabaya
paket umroh bulan januari 2017 murah probolinggo
paket umroh bulan januari 2017 murah situbondo
paket umroh bulan januari 2017 murah banyuwangi
paket umroh bulan januari 2017 murah jember
paket umroh bulan januari 2017 murah bali
paket umroh bulan januari 2017 murah denpasar
paket umroh bulan januari 2017 murah singaraja
paket umroh bulan januari 2017 murah lombok
paket umroh bulan januari 2017 murah kalimantan
paket umroh bulan januari 2017 murah balikpapan
paket umroh bulan januari 2017 murah kalimantan tengah
paket umroh bulan januari 2017 murah palangkaraya
paket umroh bulan januari 2017 murah kalimantan timur
paket umroh bulan januari 2017 murah samarinda
paket umroh bulan januari 2017 murah kalimantan selatan
paket umroh bulan januari 2017 murah banjarmasin
paket umroh bulan januari 2017 murah kalimantan barat
paket umroh bulan januari 2017 murah pontianak
paket umroh bulan januari 2017 murah kalimantan utara
paket umroh bulan januari 2017 murah tanjung selor
paket umroh bulan januari 2017 murah sulawesi selatan
paket umroh bulan januari 2017 murah makassar
paket umroh bulan januari 2017 murah sulawesi tengah
paket umroh bulan januari 2017 murah palu
paket umroh bulan januari 2017 murah sulawesi tenggara
paket umroh bulan januari 2017 murah kendari
paket umroh bulan januari 2017 murah sulawesi barat
paket umroh bulan januari 2017 murah mamuju
paket umroh bulan januari 2017 murah gorontalo
paket umroh bulan januari 2017 murah sulawesi utara
paket umroh bulan januari 2017 murah manado
paket umroh bulan januari 2017 murah ambon
paket umroh bulan januari 2017 murah papua
paket umroh bulan januari 2017 murah sumatera
paket umroh bulan januari 2017 murah lampung
paket umroh bulan januari 2017 murah bandar lampung
paket umroh bulan januari 2017 murah kepulauan bangka belitung
paket umroh bulan januari 2017 murah pangkal pinang
paket umroh bulan januari 2017 murah sumatera selatan
paket umroh bulan januari 2017 murah palembang
paket umroh bulan januari 2017 murah bengkulu
paket umroh bulan januari 2017 murah gresik
paket umroh bulan januari 2017 murah jambi
paket umroh bulan januari 2017 murah kepulauan riau
paket umroh bulan januari 2017 murah tanjung pinang
paket umroh bulan januari 2017 murah batam
paket umroh bulan januari 2017 murah riau
paket umroh bulan januari 2017 murah pekanbaru
paket umroh bulan januari 2017 murah sumatera barat
paket umroh bulan januari 2017 murah padang
paket umroh bulan januari 2017 murah sumatera utara
paket umroh bulan januari 2017 murah medan
paket umroh bulan januari 2017 murah aceh
paket umroh bulan januari 2017 murah banda aceh

Kesabaran Sumaiyyah

Kesabaran Sumaiyyah



Sabar adalah salah satu sifat terpuji yang telah ditanamkan Islam kedalam hati para wanita mukminah dari kalangan para shahabiyat, dan menumbuhkannya dalam sanubari mereka, sehingga salah seorang diantara mereka pada saat menghadapi berbagai cobaan dan musibah bagaikan gunung yang kokoh tak bergerak, dan bagaikan singa di sarangnya, ia tidak takut dan tidak ragu.

Mereka telah mengalami berbagai siksaan lahir dan batin, mengalami sakit parah, kemiskinan yang mencekik, kehilangan orang-orang yang dicinati. Namun itu semua tidak menggoyahkan keimanan mereka, tidak membunuh semangat mereka, tidak menjadikan mereka berkeluh kesah, lemah dan gelisah.

Diantara shahabiyat yang mendapat anugerah tersebut adalah Sumaiyah, seorang wanita yang pertama kali mendapatkan syahid dalam Islam.

Kisahnya,….

Dalam ketegaran menghadapi siksaan, tampak sekali sikap Sumaiyah binti Khabbat, ibu Ammar bin Yasir radhiallahu ‘anhu, sebagai contoh terdepan dan bukti yang sangat tepat dalam hal ini.

Abu Jahal, panglima kezhaliman memakaikan baju besi pada Sumaiyah, kemudian menjemurnya dibawah terik panas matahari yang membakar. Walaupun begitu ia bersabar dan mengharap pahala, ia tidak berharap sesuatu kecuali Allah dan Hari Akhir. Ketika sikap beliau ini mematahkan kesombongan Abu Jahal, dan mengobarkan kemarahan di hatinya, Abu Jahal melakukan apa yang dilakukan oleh para penguasa zhalim lagi jahat ketika tak mampu berbuat apa-apa. Karena ketegaran Sumaiyah radhiallahu ‘anha dalam agamanya, Abu Jahal mendekatinya, kemudian menusuknya dengan tombak hingga meninggal dunia.

Dalam kitab ‘Usdhu al-Ghabah’, al-Hafizh Ibnu hajar mengatakan, “Abu Jahal menusuk sumaiyah dengan tombak yang ada ditangannya pada kemaluannya hingga meninggal dunia. Beliau adalah orang yang mati syahid pertama dalam Islam, beliau dibunuh sebelum hijrah, dan beliau termasuk diantara orang yang memperlihatkan keislamannya secara terang-terangan pada awal datangnya Islam.”

Ini adalah merupakan pelajaran bagi setiap mukminah yang diinginkan oleh orang-orang yang brbuat dosa untuk dicopot dari agamanya, hendaknya ia meneladani ketegaran, keteguhan dan kesabaran Sumaiyah. Semboyannya adalah perkataan Abu Athiyah,

“Bersabarlah dalam kebenaran, engkau akan merasakan manisnya
Kesabaran demi kebenaran terkadang harus melalui kepedihan.”

Hal ini juga menunjukkan bahwa sabar itu tidaklah ada batasnya, sampai Allah mendatangkan keputusan dan ketetapan-Nya.

Sumber: Durus min Hayat ash-Shahabiyat, karya Abdul Hamid bin Abdurrahman as-Suhaibani. (alsofwah.or.id)
Artikel www.KisahMuslim.com

Popular Posts

Category